URGENSI DOA, IKHTIAR DAN KESADARAN BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA (Suatu Tinjauan Psikologis)

Edi Saffan, MA

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi suatu permasalahan yang berkenaan dengan abad 21 dijuluki dengan abad kecemasan (the of anxienty) yang ditandai dengan berbagai bencana dan kemelut  yang meresahkan hampir di semua lini kehidupan, baik pribadi maupun masyarakat, sehingga manusia dilanda oleh rasa kegelisahan dan ketakutan. Karena itu, kita sebagai manusia, sangat mengharapkan kehidupan yang bermakna (the will to meaning) yang merupakan dambaan bagi setiap manusia. Untuk meraih kebahagiaan tersebut, perlu adanya kerja sama yang baik antara doa, ikhtiar dan kesadaran beragama, sebab dengan kesadaran agama, maka doa yang kita mohon kepada Allah Swt semakin timbul rasa keyakinan dan keikhlasan, sehingga apapun yang dikerjakan atau diusahakan (ikhtiar) menimbulkan rasa optimis dan semangat dalam kehidupan. Dengan kata lain, untuk mencapai tingkatan kebahagiaan (mutmainnah), perlu adanya kerja sama yang baik antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) sebagai penggeraknya.

 

Kata Kunci : Doa, Ikhtiar dan Kesadaran Beragama

Full Text:

PDF

References

Agustian, Ari Ginanjar. (2001). ESQ; Berdasarkan Rukun Iman dan Islam. cet. IV, Jakarta: Arga.

Al-Jazairī, Syeik Abubakar. (2002). ‘Akīdah Mukmīn. cet. I., terj. Asmuni Halihah Zamakhsyari, Jakarta: Pustaka al-Kausar.

An-Naishaburī, Abū Qasīm ‘Abdūl Karīm Hawazin al-Qussyairī. (1998). Risalah Qusyairiyah. cet. I, terj. Umar Faruq, Jakarta: Pustaka Amani, 1998.

Ash-Shiddiqī, Muḥammad Hasbī. (1997). Pedoman Dzikir dan Do’a. Cet. II, Yogyakarta: Pustaka Rizki Putra.

Bukhari, Imam. (tt). Shahih Bukhari. Juz. II, Kairo: Darul Matabi’ aby-Sya’by, t.t.

Bustamam, Hanna Djumhana. (1995). Integrasi Psikologi dengan Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

-------. (1996). “Makna Hidup Bagi Manusia Modern,” dalam Rekontruksi dan Renungan Relegius Islam, editor Muhammad Wahyu Nafis, Bandung: Mizan.

Daradjat, Zakiah. (1994). Peranan Agama dan Kesehatan Mental. cet. VI, Jakarta: Haji Masagung.

------- (1996). Ilmu Jiwa Agama. cet. 15, Jakarta: Bulan Bintang.

Departemen Agama R.I, (1979). Al-Qur’ān dan Terjemahannya. Jakarta: Bumi Restu.

Elies, J. Maurice, dkk. (2000). Cara-cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ, cet. I, terj. M. Jauharul ‘Fuād, Bandung: Kaifa.

Hawari, Dadang. (1997). al-Qur’ān: Ilmu Kesehatan Jiwa dan Kesehatan Mental. cet. III, Jakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 1997.

Idris, Safwan. (1998). Laporan Sarjana S2, S1 Semester Ganjil Tahun Akademik 1997/1998

Jalaluddīn. (1997). Psikologi Agama. cet. II, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lawrence, E. Shapiro. (1997). Mengajar Emosional Intelegensi Pada Anak, terj. Alex Try Kantjono, Jakarta: Gramedia, 1997.

Mahfuẓ, Jamaluddīn ‘Alī. (2001). Psikologi Anak dan Remaja Muslim. terj. ‘Abdūl Rasyād Sidīq dan ‘Ahmād Fatīr Zaman, Jakarta: Pustaka al-Kausar.

Mujīb, ‘Abdūl dan Yūsūf Muḍakīr. (2001). Nuansa-nuasa Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, dengan Artikelnya, “What is emotional Intellegence?” nexus EQ Conference: Http:/www. NexusEQ.com.

Shihab, M. Quraish, (1996). “Amalan Keagamaan dalam Keseharain: Do’a, Istiqfâr dan Syukur”, dalam Rekontruksi dan Renungan Relegius Islam, editor Muhammad Wahyu Nafis, Bandung: Mizan.

Tahara, Toha. (1995). Etos Kerja Pribadi Muslim. cet. II, Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf

Ya’qub, Hamzah. (1992). Tingkat Ketenangan dan kebahagiaan Muslim. cet. IV, Jakarta: Atisa.

Refbacks